Minggu, 07 Juni 2015

Ketuban Pecah Dini (KPD) disusun oleh Eriska Fitriadiani (NIM : 13.01.0207)

§      Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD) menurut WHO yaitu Rupture of the Membranes Before then setoflabour. Hacker (2001) mendefinisikan KPD sebagai amnioreksis sebelum permulaan persalinan pada setiap tahap kehamilan. Sedangkan Mochtar (1998) mengatakan bahwa KPD adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Hakimi (2003) mendefinisikan KPD sebagai ketuban yang pecah spontan 1 jam atau lebih sebelum dimulainya persalinan.
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2008). Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Cunningham, Mc. Donald, gant, 2002). Menurut Manuaba (2008) Ketuban Pecah Dini atau Premature Rupture Of the Membranes (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda- tanda persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi diatas 37 minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya kantung ketuban sebelum usia 37 minggu, sebelum pembukaan mulut rahim 4 cm atau sebelum ada tanda-tanda persalinan. Normalnya, kantung ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II saat pembukaan lengkap pada proses persalinan.
§      Pembagian KPD
KPD dibedakan menjadi 2, yaitu :
§      PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) adalah ketuban pecah pada saat usia kehamilan < 37 minggu
§      TPROM (Term Prematur Rupture of Membranes) adalah ketuban pecah pada usia kehamilan > 37 minggu
PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) ada bermacam-macam batasan teori atau definisi, yaitu:
1.      Ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu yaitu pecahnya ketuban sebelum tanda-tanda persalinan dan ditunggu 1 jam sebelum dimulainya tanda persalinan (Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Manuaba)
  1. Ada yang mengatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala I, misalnya pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu apabila selaput ketuban pecah saat pembukaan  pada primi kurang dari 3 cm daripada multi kurang dari 5 cm (Sinopsis Obsetri & Patologi)
  2. Ada yang mengatakan dari usia kehamilan, midalnya keluar cairan berupa air-air dari vagina setelah usia kehamilan berusia 22 minggu dan sebelum proses persalinan berlangsung (Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
  3. Kejadian ketidaknormalan yang terjadi dimana robeknya selaput janin di dalam kandungan sebelum fase aktif (salah satu tandanya yaitu pembukaan belum melewati 4 cm) persalinan. KPD ini terjadi jika membran atau selaput janin robek sebelum tanda persalinan muncul (High Risk Pregnancy and Delivery, Fernando Aries)
§      Tanda KPD
Tanda KPD yaitu :
1.      Cairan ketuban keluar secara tiba-tiba dari liang vagina dalam jumlah sedikit maupun banyak, dan tidak dapat ditahan atau dihentikan.
2.      Cairan ketuban berwarna putih agak keruh, mirip air kelapa muda karena bercampur dengan lanugo atau rambut halus pada janin,  dan mengandung verniks caseosa yaitu lemak pada kulit bayi.
Umumnya, ketuban yang pecah tidak menimbulkan rasa sakit, pegal-pegal, mulas, dan sebagainya. Tapi kalau Anda mengalaminya, sebaiknya segera cari pertolongan. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi, seperti infeksi kuman dari luar, persalinan prematur  atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat yang bisa menyebabkan kondisi gawat janin dan kematian janin akibat tali pusat yang tertekan.
§      Faktor Predisposisi KPD
Faktor risiko Ketuban Pecah Dini diantaranya yaitu :
1.      Kehamilan kembar
2.      Ada riwayat persalinan kurang bulan
3.      Hubungan seksual yang kebersihannya tidak dijaga
4.      Perdarahan lewat jalan lahir
5.      pH (tingkat keasaman) vagina di atas 4,5
6.      Selaput ketuban tipis kurang dari 39 mm
7.      Kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi, misalnya pada ibu hamil yang stres, personal hygiene yang kurang baik, misalnya keputihan dan infeksi vagina
8.      Jumlah cairan ketuban sangat banyak (hidroamnion)
9.      Kelainan mulut rahim seperti inkompeten serviks
10.  Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
11.  Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
12.  Trauma dan infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis
§      Diagnosa KPD
1.      Umur kehamilan ˃ 20 minggu
2.      Keluar cairan ketuban dari vagina tanpa disertai rasa mules
3.      Cairan dapat keluar sedikit atau banyak
4.      Cairan dapat keluar saat duduk, berdiri maupun tidur
5.      Aroma air ketuban berbau amis tidak seperti amoniak (air kencing)
6.      Pada pemeriksaan abdomen, uterus lunak, dan tidak nyeri tekan
7.      Pemeriksaan inspekulo, terlihat cairan keluar dari ostium uteri internum
8.      Dilakukan uji kertas lakmus :
Kertas Lakmus Merah berubah menjadi biru (basa) : air ketuban
Kertas Lakmus Merah tetap merah (asam)               : air kencing
9.      Tes pakis yaitu dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek kemudian dibiarkan hingga kering yang akan menunjukkan gambaran daun pakis jika benar air ketuban
10.  Pada pemeriksaan Mikroskopik akan terlihat lanugo dan vernik kaseosa


§      Penanganan KPD
Pada kehamilan < 37 minggu atau PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes)
1.      Bila tidak ada infeksi
¨  Rawat RS
¨  Tirah baring (Bed rest)
¨  Pemberian Antibiotik
¨  Pematangan paru (Kortikosteroid)
¨  Penilaian tanda-tanda infeksi
2.      Bila ada infeksi
¨  Pemberian antibiotik
¨  Pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru
¨  Terminasi kehamilan (Pengakhiran Kehamilan)
Pada kehamilan > 37 minggu atau TPROM (Term Prematur Rupture of Membranes)
1. Bila tidak ada infeksi
Lahirkan bayi kemudian beri antibiotik
2. Bila ada infeksi
¨  Beri Antibiotic
¨  Lahirkan bayi
¨  Pada post partum : antibiotic diteruskan 24-48 jam setelah bebas panas
§      Komplikasi
1.      Bagi Ibu
a. Infeksi intrapartum
b. Infeksi puerperalis
c. Partus lama
d. Perdarahan postpartum
e. Morbiditas dan mortalitas maternal
2.      Bagi Janin
a. Prematuritas
b. Infeksi intra uterin
c. Prolaps funiculi
d. Asfiksia neonatorum
e. Morbiditas dan mortalitas maternal
§      Pencegahan KPD
1.      Pemeriksaan kehamilan yang teratur
2.      Kebiasaan hidup sehat, seperti  mengonsumsi makanan yang sehat, minum cukup, olahraga teratur dan berhenti merokok
3.      Membiasakan diri membersihkan daerah kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke belakang, terutama setelah buang air kecil atau buang air besar
4.      Memeriksakan diri ke dokter bila ada sesuatu yang tidak normal di daerah kemaluan, misalnya keputihan yang berbau atau berwarna tidak seperti biasanya
5.      Untuk sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini


DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarata : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kandungan. Jakarata : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar