§ Pengertian
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pengertian Ketuban
Pecah Dini (KPD) menurut WHO yaitu Rupture of the Membranes Before then
setoflabour. Hacker (2001) mendefinisikan KPD sebagai amnioreksis sebelum
permulaan persalinan pada setiap tahap kehamilan. Sedangkan Mochtar (1998)
mengatakan bahwa KPD adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Hakimi (2003) mendefinisikan KPD sebagai ketuban yang pecah spontan 1 jam atau
lebih sebelum dimulainya persalinan.
Ketuban Pecah
Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2008). Ketuban Pecah Dini
adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat
terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Cunningham, Mc.
Donald, gant, 2002). Menurut Manuaba (2008) Ketuban Pecah Dini atau Premature
Rupture Of the Membranes (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya
tanda- tanda persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi diatas 37
minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
Ketuban
Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya kantung ketuban sebelum usia 37 minggu,
sebelum pembukaan mulut rahim 4 cm atau sebelum ada tanda-tanda persalinan.
Normalnya, kantung ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II saat
pembukaan lengkap pada proses persalinan.
§ Pembagian
KPD
KPD
dibedakan menjadi 2, yaitu :
§ PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes)
adalah ketuban pecah pada saat usia kehamilan < 37 minggu
§ TPROM (Term Prematur Rupture of Membranes) adalah
ketuban pecah pada usia kehamilan > 37 minggu
PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) ada bermacam-macam batasan
teori atau definisi, yaitu:
1. Ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu
yaitu pecahnya ketuban sebelum tanda-tanda persalinan dan ditunggu 1 jam
sebelum dimulainya tanda persalinan (Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Manuaba)
- Ada yang mengatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala I,
misalnya pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu apabila selaput ketuban
pecah saat pembukaan pada primi kurang dari 3 cm daripada multi
kurang dari 5 cm (Sinopsis Obsetri & Patologi)
- Ada yang mengatakan dari usia kehamilan, midalnya keluar cairan berupa
air-air dari vagina setelah usia kehamilan berusia 22 minggu dan sebelum
proses persalinan berlangsung (Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal)
- Kejadian ketidaknormalan yang terjadi dimana robeknya selaput janin di
dalam kandungan sebelum fase aktif (salah satu tandanya yaitu pembukaan
belum melewati 4 cm) persalinan. KPD ini terjadi jika membran atau selaput
janin robek sebelum tanda persalinan muncul (High Risk Pregnancy and Delivery, Fernando Aries)
§ Tanda
KPD
Tanda KPD yaitu :
1.
Cairan
ketuban keluar secara tiba-tiba dari liang vagina dalam jumlah sedikit maupun
banyak, dan tidak dapat ditahan atau dihentikan.
2.
Cairan
ketuban berwarna putih agak keruh, mirip air kelapa muda karena bercampur
dengan lanugo atau rambut halus pada janin, dan mengandung verniks
caseosa yaitu lemak pada kulit bayi.
Umumnya, ketuban yang pecah tidak menimbulkan rasa
sakit, pegal-pegal, mulas, dan sebagainya. Tapi kalau Anda mengalaminya,
sebaiknya segera cari pertolongan. Semakin cepat ditangani, semakin kecil
risiko terjadinya komplikasi, seperti infeksi kuman dari luar, persalinan
prematur atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat yang
bisa menyebabkan kondisi gawat janin dan kematian janin akibat tali
pusat yang tertekan.
§ Faktor
Predisposisi KPD
Faktor risiko Ketuban Pecah Dini diantaranya
yaitu :
1.
Kehamilan
kembar
2.
Ada riwayat
persalinan kurang bulan
3.
Hubungan
seksual yang kebersihannya tidak dijaga
4.
Perdarahan
lewat jalan lahir
5.
pH (tingkat
keasaman) vagina di atas 4,5
6.
Selaput
ketuban tipis kurang dari 39 mm
7.
Kadar CRH
(corticotropin releasing hormone) maternal tinggi, misalnya pada ibu hamil yang
stres, personal hygiene yang kurang baik, misalnya keputihan dan infeksi vagina
8.
Jumlah
cairan ketuban sangat banyak (hidroamnion)
9.
Kelainan
mulut rahim seperti inkompeten serviks
10.
Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
11.
Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
12.
Trauma dan infeksi pada kehamilan seperti
bakterial vaginosis
§ Diagnosa
KPD
1.
Umur
kehamilan ˃ 20 minggu
2.
Keluar
cairan ketuban dari vagina tanpa disertai rasa mules
3.
Cairan
dapat keluar sedikit atau banyak
4.
Cairan
dapat keluar saat duduk, berdiri maupun tidur
5.
Aroma air
ketuban berbau amis tidak seperti amoniak (air kencing)
6.
Pada
pemeriksaan abdomen, uterus lunak, dan tidak nyeri tekan
7.
Pemeriksaan
inspekulo, terlihat cairan keluar dari ostium uteri internum
8.
Dilakukan
uji kertas lakmus :
Kertas Lakmus Merah berubah menjadi biru (basa) : air ketuban
Kertas Lakmus Merah tetap merah (asam) :
air kencing
9.
Tes pakis
yaitu dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek kemudian dibiarkan hingga
kering yang akan menunjukkan gambaran daun pakis jika benar air ketuban
10.
Pada
pemeriksaan Mikroskopik akan terlihat lanugo dan vernik kaseosa
§ Penanganan
KPD
Pada kehamilan < 37 minggu atau PPROM (Preterm Premature Rupture of
Membranes)
1.
Bila tidak
ada infeksi
¨ Rawat RS
¨ Tirah baring (Bed rest)
¨ Pemberian Antibiotik
¨ Pematangan paru (Kortikosteroid)
¨ Penilaian tanda-tanda infeksi
2.
Bila ada
infeksi
¨ Pemberian antibiotik
¨ Pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru
¨ Terminasi kehamilan (Pengakhiran Kehamilan)
Pada kehamilan > 37 minggu atau TPROM (Term
Prematur Rupture of Membranes)
1. Bila tidak ada infeksi
Lahirkan bayi kemudian beri antibiotik
2. Bila ada infeksi
¨ Beri Antibiotic
¨ Lahirkan bayi
¨ Pada post partum : antibiotic diteruskan 24-48
jam setelah bebas panas
§ Komplikasi
1.
Bagi Ibu
a. Infeksi intrapartum
b. Infeksi puerperalis
c. Partus lama
d. Perdarahan postpartum
e. Morbiditas dan mortalitas maternal
2.
Bagi Janin
a. Prematuritas
b. Infeksi intra uterin
c. Prolaps funiculi
d. Asfiksia neonatorum
e. Morbiditas dan mortalitas maternal
§ Pencegahan
KPD
1.
Pemeriksaan
kehamilan yang teratur
2.
Kebiasaan
hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang sehat, minum cukup,
olahraga teratur dan berhenti merokok
3.
Membiasakan
diri membersihkan daerah kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke belakang,
terutama setelah buang air kecil atau buang air besar
4.
Memeriksakan
diri ke dokter bila ada sesuatu yang tidak normal di daerah kemaluan, misalnya
keputihan yang berbau atau berwarna tidak seperti biasanya
5.
Untuk
sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang
menyebabkan ketuban pecah dini
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu
Kebidanan. Jakarata : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu
Kandungan. Jakarata : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar