Minggu, 07 Juni 2015

Asuhan Kebidanan dengan IUFD disusun oleh Erna Susilowati (NIM : 13.01.0208)

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWAT DARURATAN
IBU DENGAN IUFD (Intra Uterine Fetal Death)





Di susun Oleh:

Erna Susilowati         (13.01.0208)






AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
TAHUN 2013/2014




BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Kematian bayi dalam kandungan (Intra Uterine Fetal Death) dapat dikarenakan berbagai hal seperti terkena lilitan tali pusat, pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi  ibu yang mengandung. Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan cara memeriksakan kandungan secara teratur ke dokter. Kalaupun terjadi kelainan pada masa kehamilan, bisa ditanggulangi sedini mungkin.

1.2     Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum 
          Untuk menambah pengetahuan tentang kelainan dalam lamanya kehamilan  IUFD.
1.2.2  Tujuan Khusus
a.    Mengetahui pengertian IUFD
b.    Mengetahui etiologi  IUFD
c.    Mengetahui patofisiologi IUFD
d.    Mengetahui manifestasi klinis IUFD
e.    Mengetahui Klasifikasi IUFD
f.     Mengetahui factor resiko IUFD
g.    Mengetahui tanda gejala  IUFD
h.    Mengetahui komplikasi IUFD
i.     Mengetahui diagnose dan diagnose pembanding dari IUFD
j.     Mengetahui penilaian klinik
k.    Mengetahui Penatalaksanaan
l.      Mengetahui jenis-jenis persalinan untuk IUFD

1.3     Rumusan Masalah
1.3.1  Apakah pengertian IUFD?
1.3.2  Apa saja etiologi IUFD?
1.3.3  Apa patofisiologi IUFD?
1.3.4  Apa manifestasi klinis IUFD?
1.3.5  Apa Klasifikasi IUFD?
1.3.6  Apa factor resiko IUFD?
1.3.7  Apa tanda gejala  IUFD
1.3.8  Apa komplikasi IUFD?
1.3.9 Apa diagnose dan diagnose pembanding dari IUFD?
1.3.10 Apa penilaian klinikdari IUFD?
1.3.11 Bagaimana Penatalaksanaan dari IUFD?
1.3.12 Apa jenis-jenis persalinan untuk IUFD?

1.4     Manfaat Penulisan
          1.4.1  Manfaat teoritis
1.    Sebagaipengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
2.    Manfaat praktis
a.       Bagi institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa 
b.      Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan topik kehamilan disertai penyakit pada wanita hamil.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Pengertian
IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998).
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005).
Intra Uterine Fetal death ( IUFD) adalah terjadinya kematian janin ketika masih berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000gr). IUFD Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion. Sesudah 20 minggu biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 mingguØ dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.

2.2     Etiologi
Penyebab IUFD antara lain:
1.    Faktor plasenta
a.       Insufisiensi plasenta
b.      Infark plasenta
c.       Solusio plasenta
d.       Plasenta previa
2.      Faktor ibu
a.       Diabetes mellitus
b.      Preeklampsi dan eklampsi
c.       Nefritis kronis
d.      Polihidramnion dan oligohidramnion
e.       Shipilis
f.       Penyakit jantung
g.      Hipertensi
h.      Penyakit paru atau TBC
i.        Inkompatability rhesus
j.         AIDS
3.      Faktor intrapartum
a.       Perdarahan antepartum
b.      Partus lama
c.       Anastesi
d.      Partus macet
e.       Persalinan presipitatus
f.           Persalinan sungsang
g.       Obat-obatan
4.      Faktor janin
a.       Prematuritas
b.      Postmaturitas
c.       Kelainan bawaan
d.       Perdarahan otak
5.      Faktor tali pusat
a.       Prolapsus tali pusat
b.      Lilitan tali pusat
c.       Vassa praevia
d.      Tali pusat pendek

Kecuali itu, ada berbagai penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin di kandungan, diantaranya:
1.      Ketidakcocokan rhesus darah ibu dengan janin
Akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif. Sehingga anak akan mengikuti yang dominan, menjadi rhesus positif. Akibatnya antara ibu dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus. Ketidakcocokan ini akan mempengaruhi kondisi janin tersebut. Misalnya, dapat terjadi hidrops fetalis  (reaksi imunologis yang menimbulkan gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akibat terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut (asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga jantung, dan lain-lain)


2. Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin.
Terutama pada golongan darah A,B,O. "Yang kerap terjadi antara golongan darah anak A atau B dengan ibu bergolongan O atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam kandungan, darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodinya.
3. Gerakan janin berlebihan
Gerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah saja. karena gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir, maka pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi jadi tersumbat.
4.   Berbagai penyakit pada ibu hamil
Salah satu contohnya preeklampsia dan diabetes. Itulah mengapa pada ibu hamil perlu dilakukan cardiotopografi (CTG) untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.
5.   Kelainan kromosom
Bisa disebut penyakit bawaan, misalnya, kelainan genetik berat trisomy. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, yaitu dari otopsi bayi.
6.   Trauma saat hamil
Trauma bisa mengakibatkan terjadi solusio plasenta. Trauma terjadi, misalnya, karena benturan pada perut, karena kecelakaan atau pemukulan. Benturan ini bisa mengenai pembuluh darah di plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta.
7.   Infeksi materna
Ibu hamil sebaiknya menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat bakteri maupun virus. Demam tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan janin mati.
8.   Kelainan bawaan bayi
Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa mengakibatkan kematian di kandungan.

2.3         Patofisiologi
                   Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Serta anemia, karena anemia disebabkan kekurangan FE maka dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin.

2.4       Manifestasi Klinis
·         DJJ tidak terdengar
·         Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
·         Pergerakan anak tidak teraba lagi
·         Palpasi anak tidak jelas
·         Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari
·         Pada rongen dapat dilihat adanya
a.      tulang-tulang tengkorak tutup menutupi
b.      tulang punggung janin sangat melengkung
c.      hiperekstensi kepala tulang leher janin
d.     ada gelembung-gelembung gas pada badan janin
e.      bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.

2.5     Klasifikasi
          Kematian  janin dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
a. golongan I     : kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20 minggu penuh
b. golongan II     : kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
c. golongan III   : kematian sesudah masa kehamilan  > 28 minggu (late fetal  death)
          d. golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga  golongan diatas.

2.6     Faktor Resiko
·         Status sosial ekonomi rendah
·         Tingkat pendidikan Ibu yang rendah
·         Usia Ibu > 30 tahun atau < 20 tahun
·         Partus pertama dan partus kelima atau lebih
·         Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
·         Kehamilan tenpa riwayat pengawasan kesehatan Ibu yang inadekuat
·         Riwayat kehamilan dengan komplikasi medic atau Obstetrik.
·         Factor ibu (High Risk Mothers)
a.    tinggi dan BB ibu tidak proporsional
b.    kehamilan di luar perkawinan
c.    ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
d.   ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
e.    riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu
·                  factor Bayi (High Risk Infants)
a.    bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital
b.    bayi dengan diagnosa IUGR Intra Uterine Growth   
c.    bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social
·                  Factor yang berhubungan dengan kehamilan
a.    abrupsio plasenta
b.    plasenta previa
c.    pre eklamsi / eklamsi
d.   polihidramnion
e.    inkompatibilitas golongan darah
f.     kehamilan lama
g.    kehamilan ganda
h.    infeksi
i.      diabetes
j.       genitourinaria

2.7  Tanda dan gejala
  Terhentinya pertumbuhan uterus, atau penurunan TFU
1.        Terhentinya pergerakan janin
2.        Terhentinya denyut jantung janin
3.        Penurunan atau terhentinya peningkatan berat badan ibu.
4.        Perut tidak membesar tapi mengecil dan terasa dingin

2.8   Komplikasi
1.    Trauma emosional yg cukup berat terjadi bila wktu antara kematian janin & persalinan cukup lama
2.    Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
3.    Dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung lebih dari  2minggu.
4.    Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak memvbahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar. Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan tromboplastin masuk kedalam peredaran darah ibu, pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh trombosit terjadilah pembekuan darah yang meluas menjadi Disseminated intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen  < 100 mg%).
            Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700 mg%. Akibat kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik postpartum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati.

2.9  Diagnosa Dan Diagnosa Banding
1. Anamnesis
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2.  Inspeksi
       Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus
3.  Palpasi
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
  1. Auskultasi
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone tidak terdengar terdengar DJJ.
5.  Reaksi kehamilan
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
  1. Rontgen Foto Abdomen
Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
                                 Tanda Nojosk    : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
Tanda Spalding  : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.

2.10Penilaian Klinik
1.    Pertumbuhan janin (-), bahkan janin mengecil sehingga TFU menurun.
2.    Bunyi DJJ tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan dengan Doppler.
3.    Tulang kepala kolaps.
4.    USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda kehidupan.
5.    Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.

2.11       Penatalaksanaan
              Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati.
v Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlopping tulang tengkorak, hiperfleksi columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
v USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
v Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya  pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya, yakinkan bahwa kemungkinan besar.
v Pilihan cara persalian dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspetatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum mengambil keputusan.
v Bila pilihan penanganan adalah ekspetatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
v Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan aktif.

v Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu :
ü Jika servik matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
ü Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan prostaglandin aatu kateter foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena beresiko infeksi.
ü Persalinan dengan seksio sesaria merupakan alternatif terakhir.
v Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang  matangkann serviks dengan misoprostol :
ü Tempatkan misoprostol 25 mg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6 jam.
ü Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50 mg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mg setiap kali dan jangan melebihi dosis.
v Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis
v Jika tes pembekuan darah sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada koagulopati.
v Beriakn kesempatan kepada Ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
v Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

2.12    Jenis – Jenis Persalinan Untuk Janin Mati
1.    Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi
Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin (dengan kranioklasi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala. Dngan kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih baik, maka tindakan proferasi dan kraioklasi sudah jarang dilakukan. Bahaya tindakan proferasi dan kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri( pecah robeknya jalan lahir).

2.    Pertolongan persalinan dengn dekapitasi
Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan.
3.    Pertolongan persalinan dengan eviserasi
Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.
Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau seksio sesaria.
4.    Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu pada anak yang besar.















TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”P” G1 P00000 UK 28 MINGGU T/IUFD
INPARTU KALA I FASE AKTIF DILATASI MAKSIMAL
DENGAN IUFD

Tempat Pengkajian                              : RSUD Drs. Harjono Ponorogo
Tanggal / Waktu Pengkajian               : 05 Maret 2012 / 08.00 WIB
Pengkaji                                              : Dewi Setyawati
                                                              Fa’ikatul Hikmah
                                                              Ouut Vita Ayu Anita
I.     PENGUMPULAN DATA
A.      Data Subyektif
1.      Biodata
Ibu                                                                       Suami
Nama                    : Ny. “P”                     Nama               : Tn. “Y
Usia                      : 20 tahun                    Usia                 : 27 tahun
Agama                  : Islam                         Agama             : Islam
Suku                     : Jawa                          Suku                : Jawa
Pendidikan           : SMA                         Pendidikan      : SMA
Pekerjaan              : IRT                            Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                 : Jetis, Ponorogo       

2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan mengeluh gerakan janinnya tidak dirasakan lagi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan terasa kenceng-kenceng pada perutnya.

3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 7 bulan. Saat ini tidak sedang menderita penyakit  yang mengganggu kehamilannya, seperti penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual. Dan ibu tidak mempunyai alergi terhadap obat tertentu

4.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang mengganggu kehamilannya seperti penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual.

5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya maupun suami tidak ada yang menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual. Dan ibu juga mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.

6.      Riwayat Menstruasi
Haid pertama (menarche)             : 12 tahun
Siklus haid                                   : 28 hari
Lama haid                                    : 6-7 hari
Banyaknya                                   : 2-3 kali ganti pembalut per hari.
Warna                                           : Merah tua dan encer
Keputihan                                    : Tidak ada
Nyeri haid                                                : Hari pertama menstruasi
HPHT                                           : 17 Agustus 2011

7.      Riwayat Obstetri
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Laktasi
 Ke
UK
Komp

Jenis Persln
Temp Persln
Penolong
Komp
JK
PB/ BB
H/M
T/G
Usia
Lama
Komp
Lama
Komp

Hamil Saat Ini

8.        Riwayat Kehamilan Sekarang
TM
Keluhan
TempatPeriksa
Fre-kuensi
Peme- riksa
Konseling
Terapi
I

_
_
_
   _
_
_
II
Tidak ada keluhan
BPS
1x
Bidan
Gizi ibu hamil, istirahat cukup
Fe+vit C+kalk
III

Gerakan janin berkurang  
BPS
1x
Bidan
Di rujuk ke dokter
_

9.        Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah sampai saat ini tidak pernah menggunakan KB apapun karena menginginkan kehamilan. Ibu mengatakan setelah kelahiran bayinya ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.

10.  Riwayat Perkawinan
Usia pertama menikah      : 19 tahun
Lama menikah                  : 1 tahun
Status menikah                             : Menikah dan merupakan istri pertama dari 1 kali pernikahan.

11.  Pola Kebiasaan Sehari-hari
No.
Kebiasaan Sehari-hari
Saat Hamil
Saat Inpartu
1.
Nutrisi
     Jenis makanan

     Pola makan
     Nafsu makan
     Porsi Makan
     Minum



     Pantangan makanan
     Alergi makanan

Nasi, sayur, lauk

     3x/hari
     Baik
     Banyak
± 8 gelas air putih, dan 1 gelas susu rutin tiap hari


Tidak ada


Tidak ada

      
     Roti
      
     1x
     Cukup
     Cukup
1 gelas teh manis




Tidak ada


Tidak ada

2.
Eliminasi
     BAK
     Warna
     Bau
     Volume
     Konsistensi

     BAB
     Warna
     Bau
     konsistensi
      
     8  kali/ hari
Kuning
Amoniak
Sedang
Cair

1x/ hari
Kuning
Khas
Lunak
      
-
-
-
-
-


-
-
-
-

3.
Istirahat
     Siang
     Malam
      
     2 jam/hari
     7-8  jam/hari
      
     -
     -
4.
Personal Hygiene
     Mandi
     Gosok gigi
     Keramas
     Ganti CD
     Potong kuku
     Tempat mandi+BAB
      
     2x/hari
     3x/hari
     1x/hari
     3x/hari
     1x/minggu
     Kamar mandi
      
     -
     -
     -
     -
     -
     -
5.
Pola Seksual
     1x/minggu.
     -
6.
Kebiasaan
     Miras
     Merokok
     Jamu

     Tidak
     Tidak
     Tidak
      
     Tidak
     Tidak
     Tidak

12.    Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dengan suami, keluarga dan tetangga sekitar baik. Kehamilan ini sangat diinginkan oleh ibu, suami dan keluarga karena ini merupakan kehamilan pertama. Suami bertindak sebagai pengambil keputusan dalam keluarga dan pencari nafkah. Tidak ada mitos yang mengganggu kehamilan.

B.       Data Objektif
1.    Pemeriksaan Umum
KU                                      : Cukup
Kesadaran                           : Composmentis
BB Sebelum Hamil             : 49 kg
BB Sekarang                      : 55 kg
TB                                       : 157 cm
LILA                                  : 25 cm
TTV                                    : TD     : 120/80 mmHg
                                            : N       : 84x/ menit
                                            : S        : 36,5 0C
                                            : RR     : 20x/ menit
HPL                                 : 24 Mei 2012

2.    Pemeriksaan Fisik
Kepala            : Rambut rontok (-), kulit kepala bersih (+),warna rambut hitam (+)
Muka              :Cloasma Gravidarum (-), pucat (+), odema (-), menyeringai ketika ada kontraksi, anemis
Mata           : Simetris (+/+), sklera putih (-/-), konjungtiva merah muda (+/+)
Gilut           : Caries (-), bibir lembab (+), warna bibir merah muda
(-), stomatitis (-), baselack (+)
Leher          : Pembesasran kelenjar tiroid (-), pembesaran vena jugularis (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Dada          : simetris (+), ronchi(-), whezing (-)
Payudara    : Simetris (+/+), bersih (+/+), puting susu menonjol(+/+), bentuk menggantung (+/+), puting lecet (-/-), hiperpigmentasi areola (+/+), colostrum (-/-)
Abdomen   : Pusat datar (+), linea nigra (+), striae gravidarum (+), striae livida (+), bekas luka operasi (-), bising usus (-)
Palpasi Leopold :
Leopold I   : TFU 3 jr ­ pusat (20cm), pada bagian fundus uteri teraba bulat, keras dan melenting (Kepala)
Leopold II  :Teraba bagian keras, datar, memanjang (punggung) disebelah kiri perut ibu (PUKI)
Leopold III      :Teraba bulat, Lunak, Kurang melenting dan tidak bisa di goyangkan (Bokong). Bokong masuk PAP
Leopold IV      : Bokong masuk 2/5 bagian
TBJ             : (20-11) x 155 =  1395 gram
DJJ             :  tidak terdengar
His              : 2X10’X10”
Ekstremitas Atas    : Simetris (+/+), oedema (-/-), terpasang infus NS drip Oxytocin 20 unit pada tangan sebelah kanan dengan kecepatan 28 tpm.
Ekstremitas Bawah  : Simetris (+/+), oedema (-/-), varises (-/-), reflek patella (+/+)
Genetalia    : Vula/vagina bersih, oedema (-), varises (-), luka (-)
Pemeriksaan Dalam            : Portio kaku, eff 75%, pembukaan 7cm, ketuban (+), presentasi bokong, denominator os sacrum,  moulage (-), bagian kecil disamping kanan kiri janin (-), tali pusat menumung (-), HII


3.    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab.
Jenis
Hasil
Harga normal
Leukosit
20.000 /µl
N : 3500 - 10.000
Hemoglobin
11,7 mg/dl
N : 11,0 - 16,5
Hematokrit
32,1 %
N : 35,0 - 50,0
Trombosit
86.000
N : 150000 – 3390000
            Protein Urine: -
            Reduksi Urine: -

II.   INTERPRETASI DATA DASAR
Ds   : Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan sudah 3 hari yang lalu gerakan janinnya tidak dirasakan lagi.
Do   : Keadaan umum      : cukup
          Kesadaran              : composmentis
TTV                        : TD     : 120/80 mmHg
                                : N       : 84x/ menit
                                : S        : 36,5 0C
                                : RR     : 20x/ menit
Muka              :Cloasma Gravidarum (-), pucat (+), odema (-), menyeringai ketika ada kontraksi, anemis
Abdomen   : Pusat datar (+), linea nigra (+), striae gravidarum (+), striae livida (+), bekas luka operasi (-), bising usus (-)
Palpasi Leopold :
Leopold I   : TFU 3 jr ­ pusat (20cm), pada bagian fundus uteri teraba bulat, keras dan melenting (Kepala)
Leopold II  :Teraba bagian keras, datar, memanjang (punggung) disebelah kiri perut ibu (PUKI)
Leopold III      :Teraba bulat, Lunak, Kurang melenting dan tidak bisa di goyangkan (Bokong). Bokong masuk PAP
Leopold IV      : Bokong masuk 2/5 bagian
TBJ             : (20-11) x 155 =  1395 gram
DJJ             :  tidak terdengar
His              : 2X10’X10”

                         Genetalia         : Vula/vagina bersih, oedema (-), varises (-), luka (-)
Pemeriksaan Dalam            : Portio kaku, eff 75%, pembukaan 7cm, ketuban (+), presentasi bokong, denominator os sacrum,  moulage (-), bagian kecil disamping kanan kiri janin (-), tali pusat menumung (-), HII
Dx       : Ny.”P” G1 P00000 Uk 28 Minggu T/H Inpartu Kala I Fase Aktif Dilatasi Maksimal dengan IUFD

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
1.      Potensial terjadi infeksi
2.      Potensi terjadi koagulasi

IV.  IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan Dr. SpOG untuk melahirkan janin yang telah mati.

V.   INTERVENSI
1.    Jelaskan keadaan dan kondisi pasen maupun janinnya
R/ persamaan persepsi antara petugas kesehatan, pasien, dan keluarga  sehingga ibu dan keluarga dapat mengetahui kondisinya saat ini
2.    Beritahu keluarga bahwa janin harus segera dilahirkan.
R/ agar tidak menjadi toksin (racun) ditubuh ibu.
3.    Anjurkan keluarga untuk mengambil keputusan tentang cara bayi akan dilahirkan
R/ agar bayi dapat segera dilahirkan dengan cara yang tepat
4.    Beri dukungan mental pada ibu dan keluarga.
R/ agar ibu dan keluarga dapat bersabar dan dapat menerima kenyataan
5.    Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan pasca tindakan melahirkan bayi dengan induksi
R/ agar kehamilan selanjutnya dapat berjalan normal.
VI.   IMPLEMENTASI
  1. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu mengetahui akan keadaannya, yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu telah meninggal yang ditandai dengan tidak adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu dan tidak tedengarnya DJJ saat pemeriksaan berlangsung.
  2. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera melahirkan janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak menjadikan racun / toksin ditubuh ibu.
  3. Menganjurkan  ibu dan keluarga tentang tindakan apa  yang akan dipilih untuk melahirkan janin sesegera mungkin
  4. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan dapat menerima keadaan yang terjadi. Memberi dukungan dan pendampingan pada ibu untuk tetap tabah dan menyerahkan segalanya pada yang lebih berkuasa, yaitu Tuhan.
  5. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk memikirkan tentang pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan guna mempersiapkan kehamilan yang berikutnya agar penyebab kematian bayinya dapat diketahui dan kejadian yang sama tidak akan terulang kembali.

VII. EVALUASI
            Tanggal           : 5 Maret2012
            Waktu             : 08:30 WIB
S                      : Ibu serta keluarga mengerti dan paham atas penjelasan  yang disampaikan
O                     : Ditandai dengan ibu dan keluarga mampu menerima kenyataan bahwa bayi yang masih di dalam kandungan telah meninggal dan menerima dilakukan tindakan medis
A                     :  Ny.”P” G1 P00000 Uk 28 Minggu T/H Inpartu Kala I Fase Aktif Dilatasi Maksimal dengan IUFD
P                      :
1.        Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lebih lanjut.
2.        Memberikan motivasi pada ibu.
3.        Anjurkan ibu untuk tenang dalam tindakan yang akan dilakukan

CATATAN PERKEMBANGAN              
Kala II
Tanggal       : 5 Maret 2012
Jam              : 10.00 WIB
                        S                  : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng, keluar cairan, ingin meneran dan rasanya ingin BAB
O                  :      -dorongan ingin meneran
                 -tekanan pada anus
                             -perinium menonjol
                            -vulva membuka
                            - pumbukaan 10 cm
                            -penurunan kepala 0/5
A                  : G1 P00000 UK 28 minggu inpartu kala 1 fase aktif  dilatasi maksimal dengan IUFD.
      P                    : 1.   Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi.
                               2.   Antiseptik vulva dan sekitarnya dengan betadin.
3. Kandung kemih dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan.
4. Operator berdiri didepan vulva dan melakukan VT, pembukaan lengkap.
5.    Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong membuka vulva,disuntikkan oxytocin.
6.    Saat bokong lahir, bokong dicengkram secara brach (kedua ibu jari operator sejajar sumbu panjangdan jari-jari lain memegang punggung).
7.    Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu his, pusat lahir dengan tampak meregang. Tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.
8.    Operator melakukan hiperlordosis pada badan janin (punggung janin didekatkan ke punggung ibu, dan perut janin didekatkan ke perut ibu). Operator melakukan gerakan ini tanpa tarikan. Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang asisten melakukan klisteler.
9.    Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu, lengan, dahi, mulut, dan akhirnya seluruh kepala. Lahirnya bayi perempuan mati, dengan berat badan 980 gr dan panjang badan 30 cm, AS 0/0  pada jam 11.30 dalam keadaan mati.
10.  Tali pusat di klem di dua tempat, 5 cm dan 10 cm diatas perut bayi dan dipotong ditengah-tengahnya.


      Kala III
Tanggal       : 5 Maret 2012
Jam              : 10.35  WIB
S                  : Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules.
O                : - tali pusat ada di depan vulva
- ada semburan darah di introitus vagina
- uterus globuler atau keras
- TFU setinggi pusat
- Bayi lahir jam 11.30 WIB jenis kelamin perempuan BB 980 gram, PB 30cm, dalam keadaan mati.         
        A                 : P01000  post partum normal dengan IUFD.
             P                  :1.  Plasenta dilahirkan secara PTT (Penegangan Tali pusat     Terkendali), berat 500 gr, diameter 20 cm, panjang 30 cm.
2.  Eksplorasi jalan lahir, serviks, vagina.

 Kala IV
Tanggal           : 5 Maret 2012
Jam                  : 10.50 WIB
S                       : Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules.
O                      :   - plasenta lahir jam 11.40 WIB
                                    - keadaan umum         : cukup
                                    - kesadaran                 : composmentis
                                    - TTV              TD       : 120/80 mmHg
                                                            Nadi    : 84x/menit
                                                            Suhu    : 36,5 ºC
            - UC keras
            - perdarahan ± 200 cc
            - lochea rubra
            - kandung kencing kosong
        A                  : P01000 kala IV
1.Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
a. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
b. Setiap 30 menit pada 1jam kedua pasca persalinan.
                  2. Mengajari ibu kontraksi yang baik yaitu perutnya keras dan   terasa mules. Jika lembek menganjurkan ibu untuk menggosok-gosoknya.
                                   3. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah ± 200 cc.
 4.  Memeriksa nadi ibu, kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
                   5.  Menyeka ibu dengan air DDT dan bantu ibu memakai baju   bersih.
  6. Memastikan ibu merasa nyaman.

                                    7.  Melengkapi partograf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar