Minggu, 07 Juni 2015

Asuhan Kebidanan dengan Infeksi Luka Perineum disusun oleh Fa'ikatul Hikmah (NIM : 13.01.0209)

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “S” P10001 HARI KE 5 POST PARTUM
DENGAN INFEKSI LUKA PERINEUM





Disusun Oleh:

FA’IKATUL HIKMAH      
NIM    (13.01.0209)





AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA
BONDOWOSO
TAHUN 2013/2014
                                                                    




KATA PENGANTAR

          Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada NY “S” P10001 5 Hari Post Partum dengan Nyeri Luka Perineum.
          Asuhan Kebidaan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Kegawat Daruratan Maternal Neonatal. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada ibu Endah Kamila Mas’udah,SST. Selaku dosen Askeb Kegawat Daruratan Maternal Neonatal yang telah membimbing dalam penyelesaian Askeb ini .
          Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Askeb Kegawat Daruratan Maternal Neonatal ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat berarti bagi penyusun dalam penyusunan Askeb Kegawat Daruratan Maternal Neonatal selanjutnya.

                                                            Bondowoso, 05 Mei 2015


Penyusun

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Infeksi masih menyumbangkan angka kematian ibu pada masa nifas jika infeksi tidak tertangani akan menimbulkan komplikasi seperti infeksi pada kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir, infeksi ini tidak bisa dibiarkan karena menyebabkan kematian pada ibu nifas.
Masa Nifas (puerpurium) adalah masa dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Salah satu infeksi yang terjadi pada masa nifas adalah infeksi pada luka jahitan, perawatan luka bekas jahitan penting dilakukan karena luka bekas jahitan jalan lahir ini bila tidak dirawat dapat menjadi pintu masuk kuman dan menimbulkan infeksi, ibu menjadi panas, luka basah dan jahitan terbuka, bahkan ada yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir (vagina). Karenanya penting dilakukan perawatan luka perineum agar tidak terjadi infeksi, komplikasi bahkan kematian ibu post partum.
Oleh karena itu penyusun membuat askeb yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny”S” P10001 5 Hari Post Partum dengan Nyeri Luka Perineum”,  agar dapat mengetahui cara perawatan luka perineum sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat pada ibu nifas agar tidak terjadi infeksi, komplikasi bahkan kematian ibu post partum.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud luka perineum?
2.      Bagaimana pencegahan laserasi?
3.      Apa penyebab terjadinya luka perineum?
4.      Apa saja bentuk dari luka perineum?
5.      Bagaimana tingkatan derajat terjadinya luka perineum?
6.      Apa yang dimaksud dengan perawatan luka perineum?
7.      Bagaimana tujuan dari perawatan luka perineum?
8.      Kapan dimulainya perawatan luka perineum?
9.      Bagaimana cara perawatan luka perineum dengan laserasi?
10.  Apa saja faktor yang mempengaruhi perawatan luka perineum?

1.3  Tujuan

Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya luka pada perineum, dan perawatan dari luka perineum. Sehingga dapat memberi asuhan yang tepat bagi ibu post partum yang mengalami luka perineum.

Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui pengertian luka perineum
2.      Untuk mengetahui pencegahan laserasi
3.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya luka perineum
4.      Untuk mengetahui bagaimana bentuk luka perineum
5.      Untuk mengetahui derajat luka perineum
6.      Untuk mengetahui pengertian perawatan luka perineum
7.      Untuk mengetahui tujuan perawatan luka perineum
8.       kapan dimulainya perawatan luka perineum
9.      Untuk mengetahui cara perawatan luka perineum dengan laserasi
10.  Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perawatan luka perineum

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Luka Perineum       
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
Rupture adalah robek. dan perineum merupakan area berbentuk belah ketupat bila di lipat dari bawah, dan bisa dibagi antara regio urogenital di anterior dan region anal di posterior oleh garis yang menghubungkan tuberositasiskia secara horizontal.
Dapat di simpulkan bahwa rupture perineum merupakan robekan jalan lahir baik di sengaja ataupun tidak untuk memperluas jalan lahir.
                                                                                                (Ambarwati: 2010)

2.2 Pencegahan Laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu di lahirkan kejadian laserasi akan meningkat jika bayi di lahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan perasat manual yang tepat  dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada diameter 5- 6 cm tengah membuka vulva
(crowning) karena pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melewati introitus dan perineum dapat mengurangi terjadinya robekan. Bimbingan ibu untuk meneran dan istirahat atau bernafas dengan cepat pada waktunya. Dan pelaksanaan pijat perineum saat kehamilan atau beberapa minggu sebelum melahirkan 
                                                                                                (Ambarwati: 2010)

2.3 Penyebab Luka Perineum
1.      Penyebab maternal
a.       Partus presipitatus yang tidak di kendalikan dan tidak di tolong (sebab paling sering)
b.      Pasien tidak mampu berhenti mengejan
c.       Partus di selesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan
d.      Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior
e.       Perluasan episiotomy
2.      Faktor-faktor  janin
a.       Bayi yang besar (giant baby)
b.      Posisi kepala yang abnormal
c.       Kelahiran bokong
d.      Ekstrasi forceps yang sukar
e.       Distosia bahu
f.       Anomali kongenital seperti hidrosepalus
(Sulistyawati:2010)

2.4 Bentuk Luka Perineum

Bentuk perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu:.
1.      Rupture
Adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
2.      Episiotomi
Adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki
                                                (Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010)

2.5Derajat Robekan Perineum
1.      Derajat I
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit perineum

2.      Derajat II
Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum
3.      Derajat III
Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani
4.      Derajat IV
Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulitperineum, otot perineum, otot sfingter ani, dan dinding depan rektum         
                                                                        (Jenny Sondakh: 2013)
                       
           
Gambar 1.1. Klasifikasi Ruptur Perineum

2.6Perawatan Luka Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus. Perawatan yang di lakukan pada daerah perineum yang terdapat laserasi luka jalan lahir/ episiotomi.
                                                            (Nanny,Vivian: 2011)

2.7Tujuan Perawatan Luka Perineum
Tujuan perawatan luka  perineum adalah :
1.      Mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan
2.      Menjaga kebersihan perineum dan memberikan rasa nyaman pada pasien
3.      Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering
4.      Menghindari pemberian obat trandisional.
5.      Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari
(Rukiyah: 2011)

2.8  Waktu Perawatan Luka Perineum
1.      Pada saat mandi
Ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2.      Setelah buang air kecil (BAK)
Pada saat buang air kecil (BAK) kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3.      Setelah buang air besar (BAB)
Pada saat buang air besar (BAB), diperlukan pembersihan sisa-sisa kotorsn di sekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan
                                                                        (Rohani: 2011)

2.9 Perawatan Perineum dengan Laserasi
Perawatan perineum dengan laserasi selama 10 hari, yaitu :
1.      Ganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan baik sehinga tidak bergeser
2.      Lepaskan pembalut dari depan kebelakang sehingga menghindari penyebaran infeks dari anus ke vagina
3.      Aliran atau bilas dengan air hangat/cairan antiseptik pada area perineum setelah defekasi. Keringkan dengan air dari arah vagina ke anal
4.      Jangan dipegang sampai area tersebut pulih
5.      Rasa gatal pada area sekitar jaahitan adalah normal dan merupakan tanda penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak nyaman, atasi dengan mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut yang telah diinginkan
6.      Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah tersebut
7.      Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah disekitar perineum. Dengan demikian akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki fungsi otot-otot
(Ambarwati:2010)

2.10  Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum
1.      Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
2.      Obat-obatan
a.       Steroid: Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu
respon inflamasi normal
b.      Antikoagulan: Dapat menyebabkan hemoragi
3.      Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka.Salah satu sifat genetic yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin  dapat di hambat, sehingga dapat menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi  penipisan protein-kalori.
4.      Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan pantangan makan  telur, ikan dan daging, ayam yang akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.
5.      Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan ibu kurang telebih masalah kebersihan maka penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.
6.      Sosial ekonomi
Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama penyembuhan perineum adalah keadaan fisik dan mental ibu dalam melakukan aktifitas sehari-hari pasca persalinan. Jika ibu memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, bisa jadi penyembuhan luka perineum berlangsung lama karena timbulnya rasa malas dalam merawat diri.
7.      Personal higiene (kebersihan diri)
Dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman.
                                                                                                (Sulistyawati:2010)



ASUHAN KEBIDANAN TEORI
PADA NY”...” 8-14 HARI POST PARTUM
DENGAN.........

Tempat Pengkajian                  :
Tanggal / Waktu Pengkajian   :
Pengkaji                                  :

I.     INTERPRETASI DATA ASAR
A.      Data Subyektif
1.      Biodata
Nama                   :Untuk memanggil, mengetahui dang menghindari  kekeliruan                                                      
Usia                     :Untuk mengetahui keadaan ibu, terutama mengenai organ-organ reproduksi ibu antara usia dini, produktif dan lanjut
Agama                :Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
Suku                     : Untuk mengetahui kebiasaan atau adat istiadat ibu
Pendidikan          :Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
Pekerjaan              : Untuk mengetahui status ekonomi  
Alamat                 :Untuk mengetahui alamat ibu, mempermudah dalam kunjungan rumah
                                                                 (Rohani et. All.2011)
2.        Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang di hadapi yang berkaitan dengan masa nifas,misalnya pasien merasa mules,sakit pada jalan lahir karena adanya luka pada perineum.
3.        Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.



4.        Riwayat Kesehatan Dahulu
untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, TBC, hepatitis, ginjal yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini
5.        Riwayat Kesehatan Keluarga
untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu bila ada penyakit keluarga yang menyertainya. Seperti DM, hepatitis, asma, TBC, jantung, ginjal dan kehamilan kembar
6.        Riwayat Menstruasi
a.       Menarhe
Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun.
b.      Siklus
Jarak antara menstruasi yang di alami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 25-30 hari.
c.       Lama Haid
Berkisar 5-7 hari
d.      Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi yang di keluarkan (berapa kali mengganti pembalut)
e.       Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang di rasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat, pening sampai pingsan
f.       Keputihan
Apakah terdapat keputihan atau tidak, jika terdapat keputihan menjelang menstruasi atau setelah menstruasi. Dan apakah keputihan yang keluar normal atau tidak
7.        Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Laktasi
 Ke
UK
Komp

Jenis Persln
Temp Persln
Penolong
Komp
JK
PB/ BB
H/M
T/G
Usia
Lama
Komp
Lama
Komp

                                                                                         Nifas Saat Ini



8.        Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa
9.        Riwayat Perkawinan
Ditanyakan usia pertama pernikahan, lama pernikahan, status pernikahan, berapa kali menikah. Karena dapat mempengaruhi psikologis ibu dan mengetahui nilai sosial anak yang dilahirkan
10.    Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.       Nutrisi
Ditanyakan kepada ibu bagaimana pola makan ibu sehari-hari dan apa yang dikonsumsi ibu selama nifas. Berhubungan dengan mempercepat penyembuhan luka perineum
b.      Eliminasi
Ditanyakan bagaimana BAB dan BAK pada ibu apakah sudah dapat BAB dengan lancar atau tidak, begitupun dengan BAK ibu
c.       Istirahat
Untuk mengetahui frekuensi/ waktu istirahat ibu, apakah cukup/kurang.
d.      Personal Hygiene
Untuk mengetahui bagaimana ibu bisa menjaga kesehatan, contoh berapa kali ibu mandi, keramas, gosok gigi, ganti CD, potong kuku, tempat mandi dan BAB dimana. Berhubungan dengan proses penyembuhan ibu karena kebersihan pada ibu nifas jika tidak dijaga dengan baik akan menyebabkan masalah atau komplikasi di kemudian hari
e.       Pola seksual
Untuk memberikan konseling kepada ibu maupun suami kapan dapat melakukan hubungan seksual kembali
f.       Kebiasaan/kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan apa saja yang dilakukan ibu saat nifas.




11.    Riwayat Psikososial
Untuk mengetahui apakah ibu dapat menerima keadaan bayi, dana pakah ibu dapat berinteraksi dengan baik di dalam lingkungan keluarganya
                                                                             (Rukiyah: 2011)

B.       Data Objektif
1.    Pemeriksaan Umum
KU                                      : .......
Kesadaran                           : .......
BB Saat Hamil                   :.......
BB Sekarang                      :.......
TB                                       :.......
LILA                                  :.......
TTV                                    : TD     : ..............
                                            : N       : ..............
                                            : S        : ..............
                                            : RR     : ..............
Pemeriksaan Fisik
Kepala          : kulit kepala bersih/tidak, warna rambut hitam/tidak Rambut rontok/tidak, ada benjolan/tidak
Muka            : Pucat/tidak , Odema/tidak
Mata             : Simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak, pupil isokhor/tidak
Hidung         : ada serumen/tidak, ada epistaksis/tidak
Gilut             : Simetris/tidak, bibir lembab/tidak, ada caries/tidak, ada stomatitis/tidak, ada baselack/tidak. 
Leher            : ada pembesasran kelenjar tiroid/tidak , ada pembesaran vena jugularis/tidak , ada pembesaran kelenjar limfe/tidak
Dada             : Simetris/tidak, ada ronchi/tidak, ada whezing/tidak 
Payudara      :Simetris/tidak, bersih/tidak, puting susu menonjol/tidak, ada hiperpigmentasi areola mamae/tidak,  bentuk menggantung/tidak, ada nyeri tekan abnorma/tidak l, ada benjolan/tidak, ASI keluar pada ke 2 payudara/tidak
Abdomen     :Aada striae lividae/tidak, ada luka bekas SC/tidak, ada diastasis recti/tidak, kandung kemih kosong/tidak, TFU normal/tidak, ada pembesaran hati/tidak
Ekstremitas Atas      : Simetris/tidak, ada oedema /tidak
Ekstremitas Bawah  : Simetris/tidak , ada oedema/tidak, ada varises/tidak, ada human sign/tidak, ada reflek patella/tidak
Genetalia                    :Vulva/vaginaoedema/tidak, lochea yang keluar normal /tidak, terdapat luka jahitan perineum yang basah/tidak.
                                                                                (Tambunan: 2011)
2.    Pemeriksaan Penunjang
Tidak terkaji

  II.     INTERPRESTASI DATA
Pada langkah ke-dua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretaskan sehingga dapat dirumuskan masalah dan diagnose yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun rumusan masalah keduanya harus ditangani, meskipun masalah tidak bisa dikatakan sebagai diagnosis tetapi harus mendapatkan penanganan
Ds               : Ibu mengatakan melahirkan....... hari yang lalu tanggal ....... jam ......., anak....... lahir secara ....... Ibu mengeluh .......
Do              :  KU                                       : .......
Kesadaran                             : .......
BB Saat Hamil                      : .......
BB Sekarang                         : .......
TB                                         : ......
LILA                                     : .......
TTV                           : TD     : ..............
                                            : N       : ...............
                                            : S        : ...............
                                            : RR     : ...............
Payudara      :Simetris/tidak, bersih/tidak, puting susu menonjol/tidak, ada hiperpigmentasi areola mamae/tidak,  bentuk menggantung/tidak, ada nyeri tekan abnorma/tidak l, ada benjolan/tidak, ASI keluar pada ke 2 payudara/tidak
Abdomen     : Ada linea alba/tidak, ada linea nigra/tidak,  ada striae lividae/tidak, ada stiae albicans/tidak, ada luka bekas SC/tidak, ada diastasis recti/tidak, kandung kemih kosong/tidak, TFU normal/tidak, ada pembesaran hati/tidak
Ekstremitas Bawah  : Simetris/tidak , ada oedema/tidak, ada varises/tidak, ada human sign/tidak, ada reflek patella/tidak
Genetalia                    :Vulva/vagina oedema/tidak, lochea yang keluar normal /tidak, terdapat luka jahitan perineum yang basah/tidak.
Masalah                  : .............
Ds                           : .............
Do                           : .............

Dx                        : Ny “...” P.....Post Partum Hari Ke.....dengan.......

    III.     IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Pada langkah ketiga mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan
                                                                        (Sulistyawati: 2009)

    IV.     IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lainya sesuai dengan kondisi klien, melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawat klinis
                                                                             (Rukiyah: 2011)

  V.     INTERVENSI
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. Contoh:
1.         Menjelaskan hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
R/ persamaan persepsi antara bidan dan pasien sehingga ibu dapat mengetahui kondisinya saat ini
                                                                                (Tambunan: 2011)

    VI.     IMPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan yang sesuai dengan planning yang telah dibuat. Bidan dituntut untuk melakukan tindakan kebiasaan secara mandiri, tetapi dalam pelaksanaannya bidan harus melaksanakan kolaborasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu sesingkat dan seefisien mungkin. contoh:
1.         Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik
TD      : ...........
 N       : ...........
S         : ...........
 RR    : ...........
                                                                                                (Rohani.2011  )                                                                                              

 VII.     EVALUASI
       Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan. secar terus menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien
Tanggal           : . . .
Waktu             : . . .
S                      : Menilai keadaan yang dirasakan ibu dan hasil pengkajian subyektif
O                     : Yang menunjang mengapa diagnosa ditegakkan dari pengkajian obyektif
A                     : Diagnosa
P                      : Sesuatu yang perlu dikerjakan jika intervensi kurang/ tidak mengatasi masalah
                                                                                   

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “S” P10001 HARI KE 5 POST PARTUM
DENGAN INFEKSI LUKA PERINEUM

Tempat Pengkajian                  : BPS. Sinta
Tanggal / Waktu Pengkajian   : 10 April 2015/15.00 WIB
Pengkaji                                  : Fa’ikatul Hikmah

VIII.     PENGUMPULAN DATA
C.       Data Subyektif
12.  Biodata
Ibu                                                                       Suami
Nama                    : Ny. “S”                     Nama               : Tn. “K”
Usia                      : 23 tahun                    Usia                 : 25 tahun
Agama                  : Islam                         Agama             : Islam
Suku                     : Madura                      Suku                : Madura
Pendidikan           : SMA                         Pendidikan      : SMP
Pekerjaan              : IRT                            Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                 : Jln. . Sukabangun Rt 10 Rw 05

13.  Keluhan Utama
Ibu mengatakan melahirkan 5 hari yang lalu pada tanggal 5 April 2015 jam 10.00 WIB, anak pertama lahir secara normal. Ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri karena bekas luka pada jahitan dan suhu badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Ibu datang ke BPS pada tanggal 10 April 2015, pukul 15.00 WIB

14.  Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini mengeluh nyeri pada bekas luka jahitannya dan suhu badannya panas sejak 2 hari yang lalu, dan tidak mempunyai penyakit  seperti penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual. Dan ibu tidak mempunyai alergi terhadap obat tertentu.




15.  Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual.

16.  Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya maupun suami tidak ada yang menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual. Dan ibu juga mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.

17.  Riwayat Menstruasi
Haid pertama (menarche)             : 12 tahun
Siklus haid                                   : 30 hari
Lama haid                                    : 7 hari
Banyaknya                                   : 3 kali ganti pembalut per hari.
Warna                                           : Merah tua
Sifat darah                                   : Encer
Keputihan                                    : Ada
Nyeri haid                                                : Hari pertama menstruasi

18.  Riwayat Obstetri
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
Laktasi
 Ke
UK
Komp

Jenis Persln
Temp Persln
Penolong
Komp
JK
PB/ BB
H/M
T/G
Usia
Lama
Komp
Lama
Komp

1

9 bl
-
spntan
BPS
bidan
-
LK
50/
38 
H
T
5hr
Nifas saat ini

19.  Riwayat Kehamilan Sekarang
TM
Keluhan
Tempat Periksa
Fre-kuensi
Peme- riksa
Konseling
Terapi
I
Mual- Muntah
BPS
2x
Bidan
Makan sedikit tapi sering
B6 + B12
II

Tidak ada keluhan
BPS
2x
Bidan
Istirahat cukup
Fe+vit C+kalk
III

Kenceng-kenceng
BPS
2x
Bidan
Tanda-tanda persalinan
Fe+vit C+kalk


20.  Riwayat Natal
Ibu mengatakan melahirkan 5 hari yang lalu pada tanggal 5 April 2015 jam 10.00 WIB, anak pertama lahir secara normal. Jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 3,8kg, mengalami robekan pada jalan lahir dan terdapat jahitan pada daerah kemaluaannya

21.     Riwayat Nifas
Ibu mengatakan mengeluarkan darah berwarna merah, merasakan nyeri pada daerah bekas jahitannya, suhu tubuhnya panas. Dan ibu tidak menkonsumsi daging, ikan maupun telur selama 5 hari setelah melahirkan

22.  Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah sampai saat ini tidak pernah menggunakan KB apapun karena menginginkan kehamilan. Ibu mengatakan setelah kelahiran bayinya ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.

23.  Riwayat Perkawinan
Pertama kali menikah       : 22 tahun
Lama menikah                  : 1 tahun
Status menikah                             : Sah dan merupakan istri pertama dari 1 kali    pernikahan.


24.          Pola Kebiasaan Sehari-hari
No.
Kebiasaan Sehari-hari
Selama Hamil
Selama Nifas
1.
Nutrisi
     Jenis makanan

     Pola makan
     Nafsu makan
     Porsi Makan
     Minum



     Pantangan makanan
     Alergi makanan

-   Nasi, sayur, lauk, daging, ikan, telur
3x/hari
Baik
Sedang
8 gelas air putih/hari



Tidak ada

Tidak ada

      
Nasi, sayur
      
3x/hari
Sedang
Sedang
± 8 gelas air putih



Tidak ada

Tidak ada

2.
Eliminasi
     BAK
     Warna
     Konsistensi
     Bau
     Volume

     BAB
     Warna
     Konsistensi
     Bau
     Volume
      
5-6 kali/ hari
Kuning
Cair
Amoniak
Sedang

1x/ hari
Kuning
Lunak
Khas
Sedang
      
6 kali/ hari
Kuning
Cair
Amoniak
Sedang

1x / 2 hari
Kuning
Lunak
Khas 
Sedang
3.
Istirahat
     Siang
     Malam
      
2 jam/hari
5 jam/hari
      
2 jam/hari
7 jam/hari
4.
Personal Hygiene
     Mandi
     Gosok gigi
     Keramas
     Ganti CD

     Ganti pembalut
     Tempat mandi+BAB
      
2x/hari
3x/hari
1x/hari
3x/hari

3x/hari

Sungai  
      
2x/hari
3x/hari
1x/hari
3x/hari

3x/hari

Sungai
5.
Pola Seksual
2-3x/minggu.
-
6.
Kebiasaan
     Miras
     Merokok
     Jamu

-
-
-
      
-
-
-

25.  Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan berkomunikasi menggunakan bahasa Madura  dengan suami, keluarga dan tetangga sekitar baik. Ibu, suami dan keluarga merasa senang dengan kelahiran ini karena merupakan anak yang ditunggu-tunggu. Suami bertindak sebagai pengambil keputusan dalam keluarga dan pencari nafkah.

D.      Data Objektif
1.    Pemeriksaan Umum
KU                                      : Cukup
Kesadaran                           : Composmentis
BB Saat Hamil                   : 60 kg
BB Sekarang                      :58 kg
TB                                       : 157 cm
LILA                                  : 28 cm
TTV                                    : TD     : 130/90 mmHg
                                            : N       : 84x/ menit
                                            : S        : 38,50C
                                            : RR     : 24x/ menit

2.    Pemeriksaan Fisik
Kepala          : kulit kepala bersih, warna rambut hitam, Rambut tidak rontok, Tidak ada benjolan
Muka          : Tidak pucat , Tidak odema
Mata             : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil isokhor
Hidung         : Tidak ada serumen, tidak ada epistaksis
Gilut             : Simetris, bibir lembab, tidak  ada caries, tidak ada stomatitis, tidak ada baselack. 
Leher            : Tidak ada pembesasran kelenjar tiroid , tidak ada pembesaran vena jugularis , tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada            : Simetris, tidak ada ronchi, tidak ada whezing 
Payudara      :Simetris, bersih, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areola mamae,  bentuk menggantung, tidak ada nyeri tekan abnormal, tidak ada benjolan, ASI keluar pada ke 2 payudara
Abdomen     : Ada striae lividae, tidak ada luka bekas SC, kontraksi uterus keras,  ada diastasis recti (2cm), TFU 3 jari di bawah pusat , kandung kemih kosong, tidak ada pembesaran hati
Ekstremitas Atas      : Simetris, tidak ada oedema
Ekstremitas Bawah  : Simetris , tidak ada oedema, tidak varises, tidak ada human sign, ada reflek patella
Genetalia                    :Vulva/vagina tidak oedema, terdapat pengeluaran darah berwarna merah tua (rubra),  terdapat luka jahitan perineum yang basah, terdapat luka jahitan perineum yang terbuka

3.    Pemeriksaan Penunjang
-

IX.     INTERPRESTASI DATA

Ds       : Ibu mengatakan  melahirkan 5 hari yang lalu tanggal 5 April 2015 jam 10.00 WIB, anak pertama lahir secara normal. Ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri karena bekas luka pada jahitan dan suhu badannya panas
Do       :
KU                                      : Cukup
Kesadaran                           : Composmentis
TTV                                    : TD     : 130/90 mmHg
                                            : N       : 84x/menit
                                            : S        : 38,5 0C
                                            : RR     : 24x/menit
Payudara      :Simetris, bersih, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areola mamae,  bentuk menggantung, tidak ada nyeri tekan abnormal, tidak ada benjolan, ASI keluar pada ke 2 payudara
Abdomen     : Ada striae lividae, tidak ada luka bekas SC, kontraksi uterus keras, ada diastasis recti (2cm), TFU 3 jari di bawah pusat , kandung kemih kosong, tidak ada pembesaran hati
Ekstremitas Bawah  : Simetris , tidak ada oedema, tidak varises, tidak ada human sign, ada reflek patella
Genetalia                    :Vulva/vagina tidak oedema, terdapat pengeluaran darah berwarna merah tua (rubra),  terdapat luka jahitan perineum yang basah, terdapat luka jahitan perineum yang terbuka
Masalah                    : Gangguan rasa nyaman pada daerah kemaluan
Ds                             : ibu menagatakan nyeri pada luka jahitan di kemaluannya dan suhu badannya panas
Do                            : terdapat pengeluaran darah berwarna merah tua (rubra),  terdapat luka jahitan perineum yang basah, terdapat luka jahitan perineum yang terbuka, suhu 38,50C

Dx       : Ny “S” P10001 Post Partum Hari Ke 5 dengan Infeksi Luka Perineum

       X.     IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
1.         Abses perineum
2.         Sepsis
3.         Kematian pada ibu

    XI.     IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
1.         Mandiri (pemberian obat anti nyeri)
2.         Kolaborasi dengan dokter Sp.OG

XII.     INTERVENSI
Tanggal                : 15 April 2015
Waktu                  : 15.10 WIB
1.         Menjelaskan hasil pemeriksaan dan keadaan ibu serta libatkan keluarga
R/ persamaan persepsi antara bidan, pasien, dan keluarga  sehingga ibu dan keluarga dapat mengetahui kondisinya saat ini
2.         Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri dan peningkatan suhu tubuh yang dirasakan
R/ dengan mengetahui penyebab nyeri atas penjelasan yang diberikan, ibu dapat mengerti dan beradaptasi dengan keadaannya
3.         Memberikan obat
R/ untuk mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan sebelum melakukan rujukan
4.         Memasang infus
R/ untuk menjaga agar kondisi ibu tetap stabil sebelum dan selama proses rujukan
5.         Observasi TTV
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien dan perkembangannya
6.         Konseling pada ibu dan keluarga untuk persiapan rujukan
R/ ibu dan keluarga dapat menerima tindakan rujukan yang akan dilakukan
7.         Melaksanakan rujukan BAKSO KUDA
R/ untuk mendapat tindakan segera  ke fasilitas kesehatan yang lebih baik
8.         Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
R/ untuk pemberian terapai sesuai masalah

XIII.      IMPLEMENTASI
Tanggal           : 15 April 2015
Waktu             : 15.20 WIB
1.         Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami infeksi
TD      : 130/90  mmHg
 N       : 84x/menit
S         : 38,5 0C
RR     : 24x/menit
2.         Jelaskan pada ibu penyebab nyeri dan peningkatan suhu tubuh  yang dirasakan, yaitu karena terjadinya infeksi yang disebabkan terdapat kuman masuk pada daerah kemaluannya, kebiasaan sehari-hari yang mandi di sungai, tidak mengkonsumsi daging, ikan maupun telur selama nifas 
3.         Berikan obat amoxilin 500mg dan asam mefenamat 500mg, amoxilin dapat membunuh kuman penyebab infeksi dan asam mefenamat dapat mengurang nyeri yang dirasakan oleh ibu
4.         Pasang infus pada ibu
5.         Observasi TTV
TD      : 130/90 mmHg
N        : 85x/menit
S         : 39 0C
RR     : 24x/menit
6.         Konseling pada ibu dan keluarga untuk persiapan rujukan
7.         Persiapan rujukan dengan BAKSO KUDA yaitu:
B        = Bidan
A        = Alat
K        = Kendaraan
S         = Surat
O        = Obat
K        = Keluarga
U        = Uang
D        = Dana
A        =Do’a

XIV.     EVALUASI
Tanggal  : 10 April 2015
Waktu    : 15.30 WIB
S            : Ibu paham atas penjelasan bidan dan kondisi yang dialami saat ini 
O           : Ditandai dengan ibu serta keluarga menyetujui untuk tindakan rujukan
A           : Ny “S” P10001 Post Partum Hari Ke 5 dengan Nyeri Luka  Perineum
P             :          1. Ingatkan ibu untuk  menjaga kebersihan diri terutama pada alat  kelamin
                          2. Anjurkan melakukan perawatan luka jahitan setelah pulang dari RS 
3. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi
4. Melakukan rujukan























BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
a. Rupture
adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
b.Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi
Untuk meminimalkan rasa nyeri yang terjadi pada luka perineum, maka diperlukan untuk perawatan luka perineum yang mempunyai tujuan sebagai berikut: Mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan, Menjaga kebersihan perineum dan memberikan rasa nyaman pada pasien dan pada perawatan luka perineum ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu gizi, pengetahuan, ekonomi, keturunan


3.2  Saran 

a.  Bagi Mahasiswa
Diharapkan Askeb ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

b.    Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ø  Ambarwati,Eny retna. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra     Cendikia offset
Ø  Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Ø  Nanny,Vivian Lia Dewi., & Tri Sunarsih.2011.Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas.Jakarta: Salemba Medika
Ø  Rohani et. All.2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Ø  Rukiyah, Aiyeyeh.2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media
Ø  Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga
Ø  Sulistyawati,Ari.2010.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu nifas.Jogyakarta: CV Andi Offset
Ø  Tambunan,Eviana S., & Kasim, Deswani.2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi mahasiswa.Jakarta : Salemba Medika
Ø  http://www..cp.id/index.php?option=com_content&view=article&id=

komprehensif. html

1 komentar:

  1. Bally's New Orleans Casino, formerly MGM Resorts
    The new casino 삼척 출장마사지 resort in the 경주 출장샵 former MGM Resorts Hotel is 광주광역 출장샵 being remodeled to 하남 출장샵 include over 3,300 rooms, a 1,600-seat 광주 출장마사지 capacity dining and bar,

    BalasHapus